Anda berada disini:RSIJS/Media & Informasi/Gambaran Pengetahuan Pejabat Tentang Peregangan Otot Leher Selama Pelaksanaan Zoom Meeting Guna Menekan Penyakit Akibat Kerja di RS Islam Jakarta Sukapura

Gambaran Pengetahuan Pejabat Tentang Peregangan Otot Leher Selama Pelaksanaan Zoom Meeting Guna Menekan Penyakit Akibat Kerja di RS Islam Jakarta Sukapura

Selasa, 13 September 2022 10:31 WIB
1194

Umi Sjarqiah1, Arniti2

1) Departemen Rehabilitasi Medik, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Jakarta
2) Komite Mutu dan Manajemen Resiko, Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura

 

ABSTRAK

Latar Belakang: Pengelolaaan dan pengendalian risiko yang berkaitan dengan keselamatandan kesehatan kerja di rumah sakit perlu di selenggarakan agar terciptanya kondisi rumah sakit yang sehat, aman, selamat, dan nyaman. Setiap pekerja harus memahami dengan pasti mengenai sebab akibat postur kerja saat bekerja terutama dalam situasi dan kondisi pandemik sekarang ini. Leher merupakan bagian dari anggota tubuh bagian atas yang berfungsi sebagai
penopang kepala dan merupakan bagian dari batang tubuh atau tulang belakang. Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui berdasarkan pengalaman manusia itu sendiri dan pengetahuan akan bertambah sesuai dengan proses pengalaman yang dialaminya.

Tujuan Penelitian: Mengetahui tingkat pengetahuan pejabat tentang peregangan otot leher selama pelaksanaan zoom meeting di RS Islam Jakarta Sukapura.

Metode: Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk memaparkan bagaimana pengetahuan pejabat tentang peregangan otot leher selama pelaksanaan zoom meeting guna menekean penyakit akibat kerja. Populasinya adalah semua pejabat di RS Islam Jakarta Sukapura. Sampel sebanyak 29 responden yang mengisi kuesioner dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dalam aplikasi google form.

Hasil: Pengetahuan tentang peregangan otot leher selama pelaksanaan zoom meeting guna menekan penyakit akibat kerja di RS Islam Jakarta Sukapura adalah berpengetahuan baik sebanyak 24 orang (82,8%), berpengetahuan cukup sebanyak 4 orang (13,8%), sedangkan berpengetahuan kurang sebanyak 1 orang (3,4%).

Kesimpulan : Pengetahuan peregangan otot leher pejabat di RS Islam Sukapura selama pelaksanaan zoom meeting guna menekan penyakit akiibat kerja memiliki tingkat pengetahuan baik. Hasil penelitian ini direkomendasikan untuk pneliti selanjutnya tentang Hubungan nyeri leher dengan durasi pelaksanaan zoom meeting.

Kata Kunci: Pengetahuan, Peregangan Otot Leher, Zoom Meeting

 

PENDAHULUAN

Pelaksanaan Keselamatan dan Rumah sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tetap harus Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, dan bebas dari pencemaran ingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Angka kecelakaan kerja masih menempati urutan tertinggi untuk wilayah Asia Tenggara, hal ini karena lemahnya kesadaran dalam menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja. Berdasarkan data BPJS ketenagakerjaan, pada tahun 2018 telah terjadi kecelakaan yang berada ditempat kerja sebanyak 114.148 kasus dan tahun 2019 terdapat 77.295 kasus. Hal ini menunjukkan terjadinya penurunan kasus kecelakaan yang terjadi di tempat kerja sebesar 33.05%. Sedangkan di provinsi Riau menurutnya, pada tahun 2019 telah terjadi kecelakaan kerja sebanyak 14.325 kasus.

Pekerjaan dikatakan aman jika apapun yang dilakukan oleh pekerja tersebut risiko yang mungkin muncul dapat dihindari. Pengelolaaan dan pengendalian risiko yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit perlu diselenggarakan agar terciptanya kondisi rumah sakit yang sehat, aman, selamat, dan nyaman (PMK 66, 2016).

Rumah sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tetap harus mengedepankan peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakat dengan tanpa mengabaikan upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) bagi seluruh pekerja rumah sakit dan wajib melaksanakan program keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) yang bermanfaat baik bagi Sumber Daya Manusia (SDM) rumah sakit, pasien, pengunjung/pengantar pasien, maupun bagi masyarakat di lingkungan sekitar.

Banyak hal yang dijadikan sebagai parameter penilaian terhadap keberhasilan suatu pekerjaan. Pekerjaan dinilai berhasil apabila keamanan dan keselamatan semua sumber daya yang ada terjamin, dapat diselesaikan tepat waktu atau bahkan bisa lebih cepat dari waktu yang ditentukan, memberikan keuntungan bagi perusahaan.

Sekitar bulan Maret 2020, dimulainya Work From Home (WFH) hingga akhirnya penggunaan media komunikasi video conference atau rapat virtual pun menggejala. Di era serba digital kini, keberadaan media komunikasi berbasis teknologi komputer memegang peranan sentral dalam proses transformasi organisasi, dimana selalu ada implikasinya terhadap organisasi dan orang-orang yang bekerja dalam organisasi tersebut.

Dalam organisasi, pada saat bekerja dengan komputer ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar tidak berdampak buruk bagi kesehatan bahkan keselamatan kita. Penelitian yang sudah dilakukan menyimpulkan bahwa komputer dapat menyebabkan penggunanya menderita nyeri otot dan tulang terutama bahu, pergelangan tangan, leher, punggung, pinggang bagian bawah, sakit ginjal, mata merah berair, bahkan gangguan penglihatan. Insiden akut secara signifikan lebih besar terjadi pada pegawai rumah sakit dibandingkan dengan seluruh pegawai di semua kategori jenis kepegawaian (Salsabila,2020).

Keluhan musculoskeletal di leher merupakan bagian dari anggota tubuh yang berfungsi sebagai penopang kepala dan merupakan bagian dari batang tubuh atau tulang belakang, strukturnya yang kompleks sehingga sangat rentan terkena iritasi maupun gangguan musculoskeletal. Sehingga dibutuhkan upaya untuk mencegah dan penatalaksanaan yang efektif agar tidak menimbulkan dampak yang buruk.

Agar produktivitas kerja dapat meningkat tanpa mengakibatkan timbulnya keluhan musculoskeletal, setiap pekerja harus memahami dengan pasti mengenai postur kerja yang ergonomis saat bekerja terutama disituasi dan kondisi pandemik sekarang ini.

Dalam kasus di Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura, data kunjungan pasien yang berobat ke bagian Rehab Medik dengan kasus Servical Syndrome dan Myalgia periode Bulan April - Juni 2021 berjumlah 51 pasien.

Dari penjelasan yang telah diuraikan di atas, peneliti merasa tertarik menilai tentang gambaran pengetahuan tentang peregangan otot leher pada pejabat selama pelaksanaan zoom meeting guna menekan penyakit akibat kerja di Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura.

 

METODE

Penelitian ini merupakan suatu penelitian survei yang bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan pejabat, tentang peregangan otot leher melalui alat ukur kuesioner.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pejabat di RS Islam Jakarta Sukapura terdiri dari Manajer, Kepala Ruangan, dan Komite. Populasi pada penelitian ini berjumlah 31 Pejabat.

Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil menggunakan rumus penentuan besar sampel. Menurut (Nursalam, 2017), rumus slovin adalah sebuah rumus atau formula untuk menghitung jumlah sampel minimal apabila perilaku dari sebuah populasi tidak diketahui secara pasti. Penelitian ini memiliki tingkat akurasi 95% dengan toleransi kesalahan 5%

B1b93jhVgAAAABJRU5ErkJggg== Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura Kepala Gading - Gambaran Pengetahuan Pejabat Tentang Peregangan Otot Leher Selama Pelaksanaan Zoom Meeting Guna Menekan Penyakit Akibat Kerja di RS Islam Jakarta Sukapura

Keterangan:

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

d  = Tingkat ketepatan yang diinginkan 5%

pm1BdMLmcEoAAAAASUVORK5CYII= Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura Kepala Gading - Gambaran Pengetahuan Pejabat Tentang Peregangan Otot Leher Selama Pelaksanaan Zoom Meeting Guna Menekan Penyakit Akibat Kerja di RS Islam Jakarta Sukapura

Jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 29 responden.

Pada penelitian ini, peneliti mengambil teknik pengambilan sampel yaitu total sampling.

Sampel diambil dari populasi penelitian ini yaitu seluruh pejabat di RS Islam Sukapura, dengan kriteria inklusi dan ekslusi sebagai berikut:

  1. Kriteria inklusi

Pegawai yang mendapatkan Surat Keputusan (SK) sebagai pejabat di RS Islam Jakarta Sukapura tahun 2021.

  1. Kriteria Eksklusi

Pegawai yang tidak mendapatkan Surat Keputusan (SK) sebagai pejabat di RS Islam Jakarta Sukapura tahun 2021.

Pengujian validitas instrumen menggunakan kolerasi pearson product moment dan peneliti menggunakan taraf signifikansi ? = 0,05. Kriteria instrumen dikatakan valid jika r hitung ≥ r tabel dan tidak valid jika r hitung < r tabel (Priatna,
2008). Dari hasil uji validitas didapatkan bahwa seluruh item pertanyaan memiliki r hitung > 0,05, artinya seluruh item kuesioner yang disusun telah dinyatakan valid.

 

HASIL

Berdasarkan data hasil kuisioner gambaran karakteristik responden yang diamati adalah usia dan jenis kelamin. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, usia dan pendidikan dapat dilihat dengan lengkap pada tabel 4.1.2

Tabel 4.1.2 Karakteristik Responden Jenis Kelamin, Usia, dan Pendidikan

Jenis

Kelamin

Frekuensi

(n)

Prosentase

(%)

Laki-laki

7

24.1%

Perempuan

22

75.9%

Total

29

100%

Usia

(n)

%

25-35

6

20.7%

36-46

16

55.2%

47-57

7

24.1%

Total

29

100%

Pendidikan

(n)

%

D3

9

31.1%

S1

15

51.7%

S2

5

17.2%

Total

29

100%

Pada tabel 4.1.2 Terlihat bahwa, responden jenis kelamin paling banyak adalah perempuan berjumlah 22 orang (75,9%) sedangkan dari segi jenis kelamin laki-laki yaitu berjumlah 7 orang (24,1%). Dari segi usia, responden paling banyak berada pada usia 36-46 tahun berjumlah 16 orang (55,2%), sedangkan usia 47-57 tahun berjumlah 7 orang (24,1%) dan usia 25-35 tahun berjumlah 6 orang (20,7%). Dari segi pendidikan, responden paling banyak adalah S1 berjumlah 15 orang (51,7%), sedangkan responden D3 9 orang (31,1%) dan respoden S2 5 orang (17,2%).

Data responden berdasarkan pengetahuan tentang peregangan otot leher bisa dilihat di tabel 4.1.3

Tabel 4.1.3. Data Responden Berdasarkan Pengetahuan

Pengetahuan

Frekuensi

(n)

Prosentase

(%)

Baik

24

82.8%

Cukup

2

13.8%

Kurang

1

3.4%

Total

29

100%

Pada tabel 4.1.3 menunjukkan bahwa, berdasarkan pengetahuan tentang peregangan otot leher. responden berpengetahuan baik sebanyak 24 orang (82,8%), berpengetahuan cukup sebanyak 4 orang (13,8%), sedangkan berpengetahuan kurang sebanyak 1 orang (3,4%). Nilai persentase responden dalam menjawab kuesioner 76%-100% dikategorikan baik, nilai persentase responden yang menjawab kuesioner di atas 56%-75% di kategorikan cukup, dan nilai persentase responden yang menjawab kuesioner di bawah 56% dikategorikan kurang (Arikunto, 2013).

 

PEMBAHASAN

Pelaksanaan penelitian ini memiliki berbagai keterbatasan, hasilnya belum sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu penelitian ini hanya memberikan kuesioner tanpa disertai dengan teknik lain melakukan penelitian melalui Google form, dimana responden harus berulang kali untuk di ingatkan supaya mengisi kuesioner. Instrumen yang digunakan dalam berupa kuesioner yaitu daftar pertanyaan yang tersusun dengan baik, dimana responden memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda tertentu .

Gambaran pengetahuan dari penelitian ini didapatkan bahwa dari 29 responden dalam penelitian ini terdapat responden 24 orang (82,8%) dengan pengetahuan baik, responden dengan pengetahuan cukup 4 orang (13,8%), dan responden pengetahuan kurang 1 orang (3,4%). Secara keseluruhan responden yang paling banyak terdapat dalam kategori baik sebanyak 24 responden (82.8%).

Menurut peneliti, masih ada responden yang belum mengetahui pengaruh peregangan pada kerja otot memanjangkan/mengulur struktur jaringan lunak (soft tissue) seperti otot, fasia tendon dan ligamen yang memendek sebanyak 5 responden (17,2%), belum mengetahui pengaruh peregangan pada kerja otot memendekkan struktur jaringan lunas (soft tissue) seperti otot, fasia tendon dan ligamen yang memanjang. Dan 6 responden (20,7%) serta tidak melakukan peregangan pertama di pagi hari 6 responden (20,7%). Pengetahuan adalah suatu hasil tau dari manusia atas penggabungan atau kerjasama antara suatu subyek yang mengetahui dan objek yang diketahui. Segenap apa yang diketahui tentang sesuatu objek tertentu. (Suriasumantri dalam Nurroh 2017) Dengan adanya pengetahuan yang baik maka akan menumbuhkan rasa kesadaran dan berlanjut pada kemauan yang diterapkan dalam perubahan perilaku yang sehat. Semakin luas pengetahuan seseorang semakin mudah orang melakukan perubahan dalam tindakan nya.

 

KESIMPULAN

Gambaran pengetahuan pejabat tentang peregangan otot leher selama pelaksanaan zoom meeting guna menekan penyakit akibat kerja di Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura adalah yang berpengetahuan baik 24 responden (82,8%), yang berpengetahuan cukup 4 responden (13,8%), sedangkan yang berengetahuan kurang ada 1 responden (3,4%).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada pejabat di Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura dapat disimpulkan bahwa gambaran pengetahuan pejabat tentang peregangan otot leher selama pelaksanaan zoom meeting guna menekan penyakit akibat kerja memiliki pengetahuan yang baik.

 

REFERENSI

  1. Ahyar, Hardani et al. 2020. Buku Metode Penelitian Kualitatif &
  2. Anderson, Bob. 2010. Stretching in The Office (Peregangan untuk Orang Kantoran). Jakarta: Serambi Ilmu
  3. Arikunto, 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
  4. Bilfaqih, Y., & Qomarudin, M. N. (2015). Esensi Penyusunan Materi Daring. Yogyakarta: Deepublish.
  5. Bordoni B, Varacallo StatPearls [Internet]. StatPearls Publishing; Treasure Island (FL): Jul 27, 2020. Anatomy, Head and Neck, Sternocleidomastoid Muscl. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/boo ks/NBK532881/)
  6. Keith, Moore & Agur Anne. 2002. Anatomi Klinik Jakarta : Hipokrates Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mangajar dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  7. Kuntarto, (2017). Keefektifan Model Pembelajaran Daring Dalam Perkuliahan Bahasa Indonesia Di Perguruan Tinggi. Indonesian Language Education and Literature, 03, 102.
  8. Leong, Mohan Kumar, 2017, Head And Neck Posture In Young Adilts With Chronic Neck Pain, Taylor's University,
  9. Masturoh, (2018). Meteodologi Penelitian Kesehatan. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
  10. Mustofa, Chodzirin, & Sayekti, L. (2019). Formulasi Model Perkuliahan Daring Sebagai Upaya Menekan Disparitas Kualitas Perguruan Journal of Information Technology, 01, 154.
  11. Notoatmodjo, 2007. Promosi Kesehatan dan Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.
  12. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
  13. Notoatmodjo, 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
  14. Raharjo, Rico, 2017, Hubungan Posisi Kerja Dengan Timbulnya Kasus Neck Pain Karya Medika Jombang. (https://eprints.umm.ac.id/43247)
  15. Sutjana, I. D. P. Hambatan dalam penerapan K3 dan Ergonomi di Seminar Ergonomi dan K3. Surabaya, 29 Juli 2006.
  16. Paulsen, F, and Waschke. Sobotta Atlas Anatomi Manusia Anatomi Umum Dan Sistem Muskuloskeletal. 23th ed. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta; 2010.
  17. 2016., Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit, No 66.
  18. Wawan, A dan Dewi, 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia.. Yogyakarta : Nuha Medika.
  19. Zulfikar,2020, Efektifitas Pengunaan Media Zoom Terhadap Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19 , Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia Timur Makassar

Ditagarkan di bawah

Share

Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura Kelapa Gading

Today91
Yesterday825
This week916
This month15144

Who Is Online

1
Online

© 2018-2024 | Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura Kelapa Gading | Privacy Policy